Kamis, 09 November 2023

Naya

Bagian 1

Saya dijodohkan


 "Aku keluar sebentar ya, Sar.." bisik Naya kepada Sarah yang sedang asyik menikmati pesta ulang tahun Rara.

"Mau ngapain, Nay?" tanya Sarah.

"Cari angin.." ucap Naya sembari tersenyum.

"Ok.. Jangan lama-lama keluarnya.." kata Sarah mengingatkan.

Naya langsung beringsut keluar dari tempat hiruk pikuk pesta sahabatnya itu. Suara musik semakin menjauh dari telinga Naya.

Naya menuju sebuah bangku kosong di pinggir jalan raya. Dia duduk menikmati suasana malam yang ramai oleh pengendara motor dan tontonan rakyat di sana.

"Jagung bakar, neng.."

Seorang lelaki tua mendatanginya. Dan lelaki tua itu menawarkan dagangannya.

"Berapa harganya, pak?" tanya Naya.

"Lima ribu, neng. Gedhe-gedhe ini jagungnya. Dijamin manis juga.." kata lelaki tua itu.

"Satu ya, pak.." pesan Naya.

"Baik, neng.." kata lelaki tua itu.

Lelaki tua itu segera mengeluarkan jagung mentah dan membersihkan kulitnya. Lalu ditusuk jagung itu dengan bambu yang telah disiapkannya.

Naya asyik memperhatikan lelaki tua itu. Membakar jagung pesanannya. 

"Pak.. Nama bapak siapa, ya? tanya Naya.

"Saya, neng? Panggil saja Mang Didin.." jawab lelaki tua itu.

"Baik, mang.."

Mang Didin masih asyik membakar jagung. Sesekali dia menambah jagung yang akan dibakar, karena ada yang memesan selain Naya.

"Ini pesenannya, neng.." kata mang Didin sambil menyerahkan jagung bakar kepada Naya.

"Terima kasih, mang. Ini uangnya.. Sisanya buat mang Didin, ya.." kata Naya seraya menyerahkan uang kepada mang Didin.

"Terima kasih, neng.. Semoga neng sehat terus.. dikasih jodoh yang baik hati dan ganteng lahir batin.." kata mang Didin seraya mendoakan Naya.

"Aamiin..." ucap Naya sambil tersenyum.

Naya menikmati jagung bakar. Dia tetap menikmati keramaian malam ini.

***

"Hai.. Kamu temannya Sarah, kan? Boleh saya duduk di sini?"

Naya memandang lelaki yang sudah duduk di bangku, di samping Naya duduk.

"Iya, saya teman Sarah. Kamu pacarnya Sarah, kan?" tanya Naya.

Lelaki itu mengangguk dan tersenyum mendengar pertanyaan Naya. 

"Kok kamu malah di sini? Bukannya temanmu yang ulang tahun?" tanya lelaki itu.

"Iya, saya mencari udara segar.." jawab Naya seadanya.

"Udara segar? Ini belum pagi lho.." kata lelaki itu.

Naya tertawa mendengar lelaki itu.

"Di sini kok malah makan jagung, tidak makan di dalam saja? Banyak makanan di sana, kan?" 

"Iya, sih.. Tapi takut ngabisin makanan di dalem.. Hehe.."

Suasana hening. Naya tetap menikmati jagung bakarnya. Sementara lelaki itu duduk memandang keramaian di depannya.

"Kalau mau jagung, beli sendiri tuh.." kata Naya sambil nunjuk mang Didin.

"Ya..." kata lelaki itu.

Kemudian lelaki itu menuju ke mang Didin. Memesan jagung bakar. Lalu kembali duduk di samping Naya.

"Nama kamu Naya, kan?" tanya lelaki itu.

"Iya.. Kamu?" 

"Saya Brama.." jawab Brama seraya mengajak Naya berjabat tangan.

"Kamu sendirian saja? Kemana pacarmu?" 

Brama iseng bertanya kepada Naya.

"Pacar? Saya?" tanya Naya.

"Iya, pacarmu mana? Kok tidak diajak ke pesta ulang tahun temanmu? Teman-temanmu yang lain ngajak pacar-pacar mereka, kan?"

Naya menoleh ke Brama. Di saat yang sama Brama memandang Naya.

"Saya tidak punya pacar. Bikin pusing kalau punya pacar.. Toh saya sudah punya calon suami kok.." jawab Naya sekenanya.

Brama menatap Naya dengan rasa tak percaya. Seorang gadis di sampingnya sudah memiliki calon suami.

"Saya dijodohkan.." kata Naya cuek.

Baginya tak ada gunanya juga cerita kepada orang yang tak dikenalnya itu.

Brama terkejut. Seorang gadis di masa kini mau dijodohkan.

"Tidak percaya? Saya tidak perlu menjelaskan supaya kamu percaya sama saya.." kata Naya.

Brama tertawa. 

"Kenapa mau dijodohkan? Apa seganteng itu sampai kamu mau?" tanya Brama.

Naya tersenyum.

"Pasti lebih ganteng dari kamu.. Lebih baik dari kamu.." jawab Naya.

Brama terdiam. Tak habis mengerti dengan jawaban Naya.

Naya bangkit dari duduknya. Menghampiri sebuah tong sampah di dekat mang Didin. Lalu dia kembali duduk di bangkunya.

Sementara mang Didin mengantar jagung bakar untuk Brama. Brama menikmati jagung bakarnya.

"Kamu sudah lama pacaran sama Sarah?" tanya Naya.

Lelaki itu menggelengkan kepalanya.

"Baru dua bulan.." jawabnya singkat.

"Dua bulan? Naya cerita sudah enam bulan lho.." kata Naya sengit.

"Deketnya dua bulan.." sahut Brama.

"Oh.. dua bulan pacarannya.. kenalnya enam bulan?" kata Naya. Tak ada sahutan dari Brama.

"Awas kalau kamu nyakitin temenku.. Urusannya dengan aku.." lanjut Naya.

"Mau kamu apain kalau aku nyakitin temanmu?" tanya Brama.

"Aku ajari kamu cara menghargai perempuan.." kata Naya.

Brama tertawa mendengar ucapan Naya.

Dari kejauhan terlihat Sarah menuju ke arah mereka. Sarah tersenyum lepas melihat kekasihnya dan sahabatnya.

"Yuk pulang, yang.." rajuk Sarah.

Sarah menggelayut manja kepada Brama. Sementara Brama agak risih dengan sikap Sarah. Apalagi di sana juga ada Naya.

"Ok.. Aku antar.." jawab Brama singkat seraya beranjak.

Sisa jagung bakarnya dibuang di tong sampah.

"Nay, kamu pulangnya gimana? Barengan saja yukkk.." ajak Sarah.

"Duh, gak usah deh Sar. Aku nanti pulang sendiri saja. Naik grab aja.." tolak Naya.

"Gak apa-apa, Nay.. Sekalian aja yuk.." ajak Sarah.

"Boleh kan, yang?" tanya Naya kepada Brama.

Brama menganggukkan kepalanya. 

"Tapi kos-ku jauh lho, Sar.. Kasihan sama pacarmu.." tolak Naya lagi.

"Sudah, ikut saja.. Tidak apa-apa.. Daripada nanti kamu dijahati orang.." kata Brama.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah Sarah, Naya hanya diam. Ya bagaimana mau bicara, sementara Sarah dan Brama bermesraan.

Naya merasa menjadi obat nyamuk.

"Salah sendiri. Kenapa kamu mau ikut, Nay?" tanya Naya dalam hati sembari tersenyum kecut.

Tak berapa lama mereka telah sampai di depan rumah Sarah. Lalu Sarah turun dari mobil Brama.

"Nitip Naya ya, yang.. Jangan macem-macem.." kata Sarah.

"Iya.." jawab Brama singkat.

"Makasih ya, Sar.. Kalau kekasihmu macem-macem biar aku hadapi dia.." kata Naya.

Sarah tertawa.

"Sudah, ya.. Aku lanjut anter Naya.." kata Brama.

"Iya, yang.. Nanti kabari kalau sudah sampai rumah, ya.." kata Sarah manja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar